Muqoddimah oleh H. Ahmad Dzulhilmi Ghozali

KH. AHMAD DZULHILMI GHAZALI
Imam besar Masjid Ampel Surabaya Dan juri MTQ tingkat nasional
Al-qur’an diturunkan dalam bentuk bacaan bukan tulisan. Disampaiakan kepada Malaikat Jibril baru setelah itu Al-qur’an dituliskan di lauhil mahfudz. Suatu kisah ketika Allah berbicara dengan Musa 70 org bani israil bisa mendengarkan, ketika dia mau masuk ketempat Yang ia datangi tempatnya dipenuhi kabut, ditengah² kegelapan ini lah pembicaraan Allah Dan Musa. 70 org ini mendengarkan ditangkap oleh seluruh anggota badan, jadi tidak bisa kita katakan itu suara
karena jika hanya suara telinga pun cukup untuk menangkapnya, Itulah kalamullah. Bagitulah Allah SWT menurunkann Al-qur’an kepada malaikat Jibril. Dan jibril bisa mendengarnya. ALLAH mengutus malaikat jibril utk memanggil malaikat-malaikat yang lainnya. Setelah diturunkan kepada Jibril kemudian di baitul izzah dijaga oleh malaikat izrail untuk menjaganya dari para jin Yang iangin mencuri kabar dan berita. setelah izrail menguasai dilanjutkan kepada malaikat mutaharun, hingga malaikat mutoharun pun menguasai. Begitulah cara mengajarkan Al-qur’an Yang paling ideal. Al-qur’an itu ditulis di lauhil mahfudz kemudian diturunkan ke baitul izzah. Setelah itu diturunkan kepada nabi Muhammad di gua hira’
اقرأ يا محمد! ما أنا بقارئ. 3x
Bacalah wahai Muhammad! Hingga diulang tiga kali dengan jawaban Yang sama pula ما أنا بقارئ setelah itu turunlah surah pertama yaitu al-alaq ayat 1 s/d 5.
Berbeda dengan kitab-kitab Yang lainnya Yang diturunkan oleh Allah dalam bentuk tulisan. Dan bentuk tulisan itu mengindikasikan cepat hilang. Ketika jibril membacakan al-qur’an kepada baginda rasul, jibril sangat berhati-hati. Saat dibacakan ditengah² bacaan diturunkan oleh baginda diikuti dengan suara lirih, kemudian baginda rasul ditegur Allah لا تحرك لسانك لتعجل به انّا علينا جمعه وقرآنه
Berdasarkan inilah kemudian para sahabat merumuskan bacaan Al-Qur’an dengan tartil. Ketika itu Ali bin Abi Talib menyebutkan bacaan tartil itu adalah memperbagus bacaan, makhorijul huruf dan mengetahui waqof dan ibtida’. Kita harus bangga ketika kita menguasai suatu ilmu Yang telah diriwayatkan sahabat-sahabat terdahulu. Semua huruf-huruf Al-Qur’an tidak sama dengan bahasa-bahasa kita.
Makhroj biasanya dalam kitab-kitab tajwid dipisahkan dengan sifat-sifatnya. Utk itu kami menyusun buku Yang memudahkan pembahasannya. Proses penyuaraan berawal dari hembusan nafas. Hembusan nafas inilah Yang akan membentuk makhroj Yang sudah dirumuskan ulama’. Karena suara itu adalah الهواء مسموع. Ataupun karena adanya benturan 2 benda. Bisa jadi angin dengan benda padat. Cara membaca أ hamzah, -hamzah pertama dibuang.
-hamzah nya dipanjangkan.
Angin Yang membentuk, begitu angin masuk berbunyi, bersamaan dengan suara tersebut nafas itu berhenti. Seperti bunyi أ. Di dalam pengucapan ada unsur nafas dan suara.